Mengenal istilah mbahman, Veteran Perang, seorang tentara pejuang kemerdekaan, kedua kaki nya diamputasi karena terkena ledakan Bom/Ranjau

 Plenthis dan MBah Man.

====================


Bagi kalian yang "Keppo" dengan istilah #Plenthis dan #Mbah_Man, maka kali Mimin akan memberikan sedikit ulasan mengenai istilah "Plenthise Mbahman", atau "Pramukane Mbahman", atau "Santrine Mbahman", atau sebuah karakter yang "Mbahmanan"




OK langsung saja ke TKP.....


1. PLENTHIS.

---------------------

Istilah Plentis, adalah sebutan "khas" Jawa Timur (Pondok Wali Barokah Kediri) untuk Anak muda, usianya yang belum dewasa, Namun memiliki Energi dan Pengetahuan, yang melebihi usianya, serta luas dalam wawasan ILMU pengetahuan, CERDAS dan PEMBERANI yang belum dimiliki oleh kakak2nya, yang usianya jauh lebih tua darinya.


Bisa dibilang Plenthis itu sosok Pemuda yang kecil badannya, tapi "Pede" dengan Penampilan dan Kemampuannya. Sehingga tidak "Minder" bila dihadapkan dg senior2 nya. Berani diadu dari segi ilmu, wawasan, maupun ketrampilan


Kalau bahasa sekarang : Generus yang Josh Gandos (cilik tapi menthes)


2. Mbah MAN.

------------------------

Nama lengkapnya SUKIMAN, Berasal dari Magetan Jatim, yang ber Amal Sholih di Dapur Umum, Pondok Wali Barokah Kediri (Peracik makanan) Dengan penampilan Khas, (2 Kakinya telah ter-amputasi, sampai ke lututnya).


Note : 

Beliau adalah seorang Veteran Perang, seorang tentara pejuang kemerdekaan, kedua kaki nya diamputasi karena terkena ledakan Bom/Ranjau


Walaupun begitu, Beliau sangat bersyukur, bisa medapatkan Hidayah, ketemu QHJ, dan bisa menetapinya. Sehingga Beliau tidak "Patah Semangat" dalam menyikapi kondisi fisiknya yang demikian. Beliau tetep Gembira, Senang, dan Riang, bahkan sangat ber Semangat dalam beramal sholeh di Pondok Wali Barokah, Kediri


Ada satu (1) lagi Nama Sukiman, namun Dia memiliki Anggota badan yang sempurna serta lebih muda, berasal dari Klaten.


Jadi sebenarnya, saat itu Ada dua (2) nama Sukiman di dapur Pondok Wali Barokah Kediri. Yang kemudian membedakan dari ke dua (2) nya adalah :


yang sepuh dipanggil "Mbah Man" adapun yg muda dipanggil "Cak Man" atau yang lebih sepuh, seringnya hanya memanggil dengan "Sukiman" saja.


Kembali ke Legenda "Mbah Man".

===========================

Ketrampilan Mbah Man, serta Etos kerjanya, Amal Sholihnya, ke Tekunan serta ke Sungguhannya, melebihi orang yang fisiknya lebih muda & lebih sempurna.


Mbah Man, adalah sosok "Figur" dgn "keterbatasan" yang beliau miliki, namun mencatatkan dirinya, dengan sekian "Prestasi" Amal Sholih. Dan bahkan melebihi mereka2 yang fisiknya jauh lebih muda dan lebih sempurna. 


Beliau diberi amal sholeh di Dapur Pondok Wali Barokah, Kediri. Beliau lah yang mengurusi isi perut (baca : makanan) santri-santri pondok beserta para Guru. Beliau tidak sendirian, tapi dibantu santri2 yang lain yang juga diberi amal sholeh di dapur. 


NB : 

Saat ngaji berlangsung, ada SALON yang tersambung dan dipasang di dapur, sehingga yang amal sholeh di dapur pun juga bisa ikut mendengarkan pengajian.


Bicara Dapur Umum Pondok WB Kediri, ada 2 Figur Penting :


1. Pak Zuhroh bin Sabar adalah BOSS nya dapur Pondok Walibarokah (Semacam Manager), adapun Pak Sabar adalah murid Abah BI HNH Edisi Awal, asli orang Surabaya


2. SUKIMAN alias Mbah Man al Magetan, sebagai Pelaksana. Jika di Media, Mbah Man sebagai Redpel (Redaktur Pelaksana)


Sosok Mbah Man yang sederhana, bersahaja, semangat, dan selalu riang, tak heran kalau kemudian beliau sering menjadi pusat perhatian dari para santri dan para guru, sebagai orang yang SPESIAL.


Seiring dengan berjalannya waktu, sering kali Sosok "Mbah Man" lantas dijadikan SIMBOL oleh para Pengasuh Pondok Wali Barokah Kediri, saat sedang memberi Nasehat kepada para santri Pondok, yang secara kebetulan pada saat itu, sering kali berstatus "SDTT",  Sekolah Dasar Tidak Tamat. Namun  para santri itu, memiliki prestasi Ngaji dan ketekunan Amal Sholih, prestasi lain2nya, yg cukup membanggakan. maka lantas muncullah istilah yang "melegenda" : "Santrine Mbahman" atau "Plenthise Mbahman"


Berbeda dengan sekarang, para MUBALLIQ dan MUBALLIGHOT banyak dari kalangan akademisi, sarjana S1, S2, S3. Sehingga disaat itu, ilmu MANGKUL bener2 kenthal, tidak kecampuran Rokyu. Apa yang mau dirokyu wong SDTT ?? Kalau gak bisa/lupa...  yaa mandek (stop) 😀😀


Inilah kehebatan ilmu mangkul, bisa dirasakan dan diterima di berbagai kalangan, tidak membedakan golongan/kasta. Dan dalil nya juga begitu :


اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَهُوَ اَعْلَمُ بِا لْمُهْتَدِيْنَ


"Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 56)


Demikianlah, kesimpulan, kesaksian dari kami, yang kebetulan ber-sama2 ber amal sholih dengan Beliau ber 2, di Pondok Kediri, antara tahun 1968 - 1971.


Tentu saja, tulisan ini, tidak sempurna, karena segala yg Sempurna hanyalah miliknya Allohu Robbul 'Alamiin.


Semoga Allah paring Manfaat dan Barokah, amiin.


Jazakumullahu khoiro




Comments

Popular posts from this blog

Ber Budi Luhur & Luhuring Budi Adalah amalannya orang Iman

Jasmerah = Jangan sekali-kali melupakan sejarah jokam

asal muasal / sejarah munculnya istilah KUSTUR.