asal muasal / sejarah munculnya istilah KUSTUR.

 KUSTUR  

========


Bagi kalian yang Penasaran wal "keppo" dengan nama "Kustur" atau seseorang dikatakan punya perilaku "Ngustur", dst


Maka kali ini mimin akan memberi sedikit ulasan mengenai asal muasal / sejarah munculnya istilah KUSTUR. 


Disimak baik2 yaaa Guys...... 😊😊


KUSTUR adalah salah seorang sahabat lama Abah HNH semasa dulu banget, yaitu ketika masih sama2 berusia remaja belia. Karena suratan taqdir dan juga karena hal2 yang lainnya, keduanya lantas berpisah sekian waktu lamanya.


Setelah keduanya memasuki usia dewasa, Allah mempertemukan lagi keduanya. Karenanya, saat terjadi "Temu Kangen" lantas menjadi super "HEBOH". Keduanya saling bercerita dan juga saling bertanya, tentang ini dan itu.


Terutama si Kustur, karna Abah HNH bukanlah tipe yang super heboh. Namun Beliau tetep bersikap "hangat" dalam menyambut sahabat yang memang sudah lama banget tidak berjumpa.


Yang menarik dan sedikit menggoda Abah HNH, adalah ketika keduanya "Ngobrol" lantas membahas sahabat2 yang sudah lama wafat, namun si Kustur belum tahu, ataukah pura2 tidak tahu ........ Cut


Sekilas INFO :

---------------------

Si Kustur, adalah sahabat lama Abah yang karena Jagoan ataukah Dia hobi berantem, sehingga badannya, dipenuhi oleh bekas luka dan juga termasuk dari keluarga berada, alias orang "Kaya".


Sebagian "gigi" nya telah berganti dengan gigi Emas, sekaligus sekian cincin, yang juga terbuat dari bahan Emas. Disamping itu semua, si Kustur itu adalah pribadi yang "doyan" banget pamer perhiasan, sekaligus ngerasa "pede" abis, walaupun badan Dia, telah dipenuhi oleh sekian tanda2 luka. Sekaligus bukan tipe Pria ganteng.


OK Kembali ke Cerita

---------------------------------

Dalam suasana "Temu Kangen" yang hangat, si Kustur nyletuk bertanya hal temen2 lamanya. Oleh Abah HNH dijawab bahwa mereka sudah meninggal, atau Orang jawa seringkali menyebut : Mati.


Kustur : "Ji (Haji, bahasa gaul untuk Abah HNH), Si Anu dan Si Ana dimana sekarang ?"


Abah HNH : "Ooooo, wis pada mati !!"

( Sudah sama2 meninggal lama ).


Si Kustur : "Pete Jie ?, !. Pete Jie ?!."


(Maksud si Kustur, dengan menyebut "pete" agar deretan gigi Emasnya, Tampak, cetho welo2. Karena dia ingin pamer. Jika si Kustur menyebut "mati" maka si "gigi" Emas tak kan nampak nyata)


Pertanyaan tentang sahabat2 yang telah mati, sengaja di ulang2 oleh si Kustur, Agar si Kustur bisa "Pamer". Bukan hanya pamer gigi Emas, dgn cara meng ulang2 pertanyaan, namun juga "Ekspresi" tangan yang jari2nya juga dipenuhi oleh "Cincin Emas".


Abah HNH, yang super Arif dan bijak, tidak pernah lelah menjawab serta menjelaskan segala yang ditanyakan oleh si Kustur, sahabat lamanya.


Dalam kejadian lain, diceritakan :

---------------------------------------------------

Saat kita kumpul2 di gedung kustur (waktu itu belum ada namanya), tibalah waktunya Abah HNH memanggil/meng Absen. 


Abah HNH memanggil nama satu persatu, sampai pada giliran abah memanggil : "Kustuuuur ????"


Seketika itu juga si Kustur langsung berdiri dan lantang menjawab : "Daleeeemmm"


(padahal yang lain jika dipanggil, cukup dengan mengangkat tangan)


Karena peristiwa inilah, yang lantas memberi Inspirasi kepada Abah HNH, jika suatu saat bisa membangun Gedung yang megah, akan diberi nama Gedung KUSTUR.


Dengan maksud serta tujuan Beliau, untuk menghormati, para "Tetamu" yang belum diparingi Hidayah, namun seringkali "Somse" alias Sombong Sekali, dalam sikap dan perilakunya, serta suka pamer sesuatu yang kecil alias remeh.


Seiring dengan berjalannya waktu, sebutan untuk "Kustur" atau "Ngustur" terkadang dialamatkan pada sekian orang yg walau sudah "Ngaji" namun masih juga bermental "Kustur" (baca : gila hormat).


Semisal mental "Piyayi" dalam kultur Jawa, yang masih sedikit rada "manja", kurang bisa berbaur, menyatu dengan yang lain2nya, selalu ingin di "Istimewa" kan. 


Sikap Mental "Kustur" (di Era Babat Alas) biasanya, oleh sedulur2 yang baru banget mulai "Ngaji" dan orang2 Aghniya, serta orang2 Jebolan Sekolahan, yang belum terbiasa dengan kehidupan Pondok, lantas dipanggil utk datang Mondok, di Pondok Wali Barakah Kediri.


Para santri Pondok di Era Babat Alas, didominasi oleh para wali "Majedub" dan santrine Mbah Man. Yang tahan "banting" sing wis kadung "kepekso" Mondok, walau "minim" sekian bekal pemahaman Agama. Tidaklah seperti layaknya para wali Badal, yang terlahir dari darah biru Kaum "Kiyai", yg sudah melek huruf hijaiyyah, bahkan rata2 sudah fasikh dan tartil "membaca" Kitab suci Al Qur an Karim.


Nah...., KUSTUR, jika dikaitkan dengan Orkit, adalah orang2 yang sedang dalam proses pemahaman yang utuh, yang perlu mendapatken perhatian spesial saat sedang memahami Agama Islam secara QHJ. 


Semisal kaum "Mu 'allaf" yang masih tertatih, saat sdg menaiki tangga kehidupan yg baik dan benar, mengikuti syari'at dan Ijtihad QHJ.


Demikianlah asal muasal nama Gedung Kustur. Semoga Allah paring manfaat dan barokah



Jazakumullahu khoiro


Comments

Popular posts from this blog

Ber Budi Luhur & Luhuring Budi Adalah amalannya orang Iman

Jasmerah = Jangan sekali-kali melupakan sejarah jokam