"Kembali pada Islam yang Murni" ➰ Ma'na Al-Jama'ah yang paling kuat ?
"Kembali pada Islam yang Murni"
Ngaji di LDII yuk !!!
➰ Ma'na Al-Jama'ah menurut Al Qur'an dan Al Hadits
Ma'na Al-Jama'ah menurut ulama salaf dr arab
💡تعرف اَلْجَمَاعَةُ 💡
《PENGERTIAN AL-JAMAAH》
☆ Makna Al Jama’ah Secara bahasa, makna Al Jama’ah adalah : الجماعة هي الاجتماع ، وضدها الفرقة ، وإن كان لفظ الجماعة قد صار اسما لنفس القوم المجتمعين “Al Jama’ah artinya perkumpulan, lawan dari kekelompokan. Walau terkadang Al Jama’ah juga artinya sebuah kaum dimana orang-orang berkumpul” (Majmu’ Fatawa Ibni Taimiyah, 3/157)
☆ Namun dalam terminologi syar’i, para ulama menjabarkan banyak definisi sesuai dengan banyaknya hadits yang memuat istilah tersebut. Sahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu’anhu, menafsirkan istilah Al Jama’ah: الجماعة ما وافق الحق وإن كنت وحدك “Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan kebenaran walaupun engkau sendiri”. [Dinukil dari Al-Baits Ala Inkarill Bida wal Hawadits, Abu Syamah -رحمه الله- Hal. 22]
☆ Ahli Ilmu berpendapat : الْجَمَاعَةُ مَا وَفَقَ الْحَقَّ وَ لَوْ كُنْتَ وَحْدَكَ وَ ِفى طَرِيْقٍ اَخَرٍ : الْجَمَاعَةُ مَا وَ فَقَ طَاعَةَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ Berkata Ibnu Mas'ud , "Jama'ah adalah yang sesuai dengan Al Haq walaupun keadaan kamu sendirian". dalam riwayat lain, "Sesungguhnya Jama'ah itu apa saja yang sesuai dengan ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla". [Syarh I'tiqod Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Al Alkay, 1 : 69-70]
☆ Dalam riwayat lain: وَيحكأَ نجُمْهُور النَّاس فارقوا الْجَمَاعَة وَأَنا لْجَمَاعَة مَا وَافقطَاعَة الله تَعَالَى“Ketahuilah, sesungguhnya kebanyakan manusia telah keluar dari Al-Jama’ah. Dan Al-Jama’ah itu adalah yang sesuai dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala”. [Dinukil dari Ighatsatul Lahfan Min Mashayid Asy Syaithan, 1/70]
☆ Perkataan Abu Syamah -رحمه الله- : قَالَ اَبُوْ شَامَة : حَيْثُ جَاءَ الْاَمْرُ بِلُزُوْمِ الْجَمَاعَةَ , فَالْمُرَادُ بِهِ لُزُوْمُ الْحَقِّ وَ اِتْبَاعُهُ , وَ اِنْ كَانَ الْمُتَمَسِّكُ بِالْحَقِّ قَلِيْلاً , وَالْمُخَالِفُ لَهُ كَثِيْرًا لِأَنَّ الْحَقَّ الَّذِىْ كَانَتْ عَلَيْهِ الْجَمَاعَةُ الاُوْلَى مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ اَصْحَابِهِ وَ لاَ يَنْظُرُ اِلَى كَثْرَةِ أَ هْلِ الْبَاطِلِ بَعْدَهُمْ { الباعث لابى شامة }Berkata Abu Syamah, "Sebagaimana perintah untuk berjama'ah, maka yang dimaksud dengannya adalah meng-iltizami Al-Haq dan mengikutinya, walaupun orang yang berpegang teguh padanya sedikit dan yang menyelisihi banyak jumlahnya. Karena Al-Haq adalah yang ada pada jama'ah yang pertama yaitu Nabi shallallaahu 'alayhi wa sallam dan para shahabatnya, dan tidak diukur dari banyaknya ahlul bathil setelah mereka". [Ibid. No 3 dan Ats Tsawabit Dr. Sholah Showy, 225]
☆ Berkata Ishaq bin Rohuyyah : اِنَّ الْجَمَاعَةَ عَالِمٌ مُتَمَسِّكُ بِاَثَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ طَرِيْقَتِهِ فَمَنْ كَانَ مَعَهُ وَ تَبِعَهُ فَهُوَ الْجَمَاعَةُ. [في الاعتصم للشطبي ۲/۲۶۷]
"Jama'ah adalah orang yang mengetahui dan berpegang teguh pada sunnah Nabi dan manhaj-manhajnya, maka barang siapa yang bersama Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam dan mengikutinya maka ia adalah Jama'ah". [Al I'tishom As Satiby, 2/267]
💎 الجماعۃ : الذين اجتمعوا عل الامام الموافق لكتاب الله والسنۃ ويبيعونه ويطيعونه بالمعروف💎
📖 Al-Jama'ah ➡ Golongan yang memiliki Imam yang mencocoki Al-quran dan Al Hadits (murni Quran Hadits) dan membai'atnya serta menthoatinya fil ma'ruf
👳 قال الطابري -رحمه الله- : والصواب ان المراد من الخبر : لزوم الجماعۃ الذين في طاعۃ من اجتمعوا عل تامريه , فمن نكث بيعته خرج عن الجماعۃ. [في فتح الباري ۱۳/ ۴۷]
👳 Al-Imam Ath Thobari -Rahimahulloh-,(Setelah menguraikan beberapa perselisihan tentang arti Jamaah) beliau mengatakan : "Arti yang benar dari Hadits menetapi Jama'ah (Luzumil Jama'ah) adalah ; Orang-orang yang selalu mentho'ati seseorang yang telah mereka sepakati sebagai Amir, maka barang siapa yang merusak Bai'at (tidak menthoati Amir) berarti dia telah keluar dari Al-Jama'ah". [Fathul Bari 13 / 47]
👳 قال الشاطبي -رحمه الله- : وحاصله ان الجماعۃ راجعۃ ال الاجتماع عل الامام الموافق للكتاب والسنۃ وذلك ظاهر ان الاجتماع عل غير السنۃ خارج عن الجماعۃ المذكورۃ في الاحاديث المذكورۃ كالخوارج ومن جري مجراهم. [في الاعتصم للشطبي ۲ / ۲۶۰-۲۶۱]
👳 Al-Imam Asy Syathibi -Rahimahulloh- mengatakan : "Kesimpulan dari arti Al-Jamaah adalah berkumpul (berbaiat) kepada seorang Imam yang mencocoki Alquran dan Al Hadits, demikian itu jelas mengandung arti bahwa : berkumpul/berbaiat kepada seorang Imam yang tidak menetapi As Sunnah (Quran Hadits) tidak termasuk Al-Jama'ah yang di sebutkan dalam Hadits-hadits di atas seperti golongan Khawarij dan sejenisnya". [Fil Itishom As syathibi 2 / 260-261]
☝ Walaupun ada beberapa perselisihan tentang arti Al-Jama'ah, Namun yang paling kuat dan benar dari pengertian Al-Jama'ah adalah Golongan yang memiliki Imam yang mencocoki Al-qur'an dan Al Hadits (murni Quran Hadits) dan membai'atnya serta menthoatinya fil ma'ruf.
📕 Contoh Lafadz Hadist yang menunjukkan bahwa kata kata Al-Jama'ah di dalam Hadist yang di maksud adalah Al-Jama'ah yang mempunyai Imam :
👉 Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: من رأى من أميره شيئا يكرهه فليصبر عليه فإنه من فارق الجماعة شبرا فمات ، إلا مات ميتة جاهلية “Barangsiapa yang melihat sesuatu (dari ucapan / perbuatan) yang tidak ia sukai dari Imamnya, hendaklah bersabar atasnya (tetap dalam Al-Jama'ah) karena barangsiapa yang keluar dari Al Jama’ah sejengkal saja lalu mati, ia mati sebagai bangkai Jahiliah”. (HR. Bukhari no.7054,7143, Muslim no.1848, 1849)
📕 Imam dalam Al-Jama'ah bukan sekedar pemimpin Agama biasa, akan tetapi Imam yang betul-betul diangkat dengan cara di Baiat seperti Kisah para Kholifah dan Imam-imam setelahnya, semuanya resmi disebut Imam/Kholifah setelah di Bai'at.
📕 Contoh lafadz hadits yang menunjukkan harus di Bai'at : قال رسول الله صل الله عليه وسلم : كانت بنوا اسراءيل تسوسهم الانبياء كلما هلك نبي خلفه نبي وانه لانبي بعدي وستكون خلفاء تكثر قالوا فما تامرونا? قال فوا ببيعۃ الاول فالاول واعطوهم حقهم , فان الله ساءلهم عما استرعاهم. [رواه مسلم في كتاب الامارۃ]
☝ Dalam Hadits ini diterangkan : Apabila dijumpai banyak Imam-imam yang di bai'at maka tetapilah Imam yang dibaiat pertama kali (yang pertama kali diangkat sebagai Imam dengan cara di Bai'at), ini menunjukkan bahwa pengangkatan Imam harus dengan cara di Bai'at, setelah seseorang di Bai'at sudah semestinya harus di tho'ati, karena ma'na Bai'at adalah berjanji setia / Tho'at pada Imam.
👉 Firmam Alloh Taala (QS. Annisa : 59)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih baik akibatnya/pengertiannya".
👉 Rosululloh Shollallohu Alaihi Wassallam bersabda : من بايع اماما فاعطاه صفقۃ يده وثمرۃ قلبه فليطعه مااستطاع. [رواه ابو داود في كتاب الفتن والملاحم] "Barang siapa yang membai'at seorang Imam maka dia memberikan Jabat tangannya dan buah hatinya (secara lahir bathin) maka hendaklah dia thoat kepada Imam tersebut selama mampu dia". [HR. Abu Daud]
👉 Dalam hal ini Kholifah Umar bin Khottob -Radhiallohu Anhu- menyimpulkan dengan perkataannya :
(حديث موقوف) أَخْبَرَنَا أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ ، أَخْبَرَنَا بَقِيَّةُ ، حَدَّثَنِي صَفْوَانُ بْنُ رُسْتُمَ ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَيْسَرَةَ ، عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : تَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبِنَاءِ فِي زَمَنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، فَقَالَ عُمَرُ : يَا مَعْشَرَ الْعُرَيْبِ ، الْأَرْضَ الْأَرْضَ ، إِنَّهُ لَا إِسْلَامَ إِلَّا بِجَمَاعَةٍ ، وَلَا جَمَاعَةَ إِلَّا بِإِمَارَةٍ ، وَلَا إِمَارَةَ إِلَّا بِطَاعَةٍ ، فَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى الْفِقْهِ ، كَانَ حَيَاةً لَهُ وَلَهُمْ ، وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ فِقْهٍ ، كَانَ هَلَاكًا لَهُ وَلَهُمْ. [رواه الدارمي في كتاب المقدمۃ رقم ۲۵۳ ; حسن لغيره]
yang artinya “Sebagian manusia bersikap berlebihan dalam membangun di zaman Umar, berkata Umar : "Hai orang-orang Arab, tanah!, tanah Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama'ah, dan tidak ada jama'ah kecuali dengan adanya keamiran dan tidak ada keamiran kecuali dengan ta'at. Barangsiapa yang dijadikan pemimpin oleh kaumnya karena ilmunya/pemahamannya maka akan menjadi kehidupan bagi dirinya sendiri dan juga bagi mereka, dan barangsiapa yang dijadikan pemimpin oleh kaumnya tanpa memiliki ilmu/pemahaman, maka akan menjadi kebinasaan bagi dirinya dan juga bagi mereka". [HR. Sunan Ad Daromi dalam Muqodimah No. 253 ; Hasan Lighoirih]
➡ Walaupun dalam Riwayat ini tidak disebutkan lafadz ولا امارۃ الا ببيعۃ tetapi pengertian Bai'at sudah Mafhum (difahami) karena memang gandengannya.
👳قال الشيخ الدكتور صادق امين في كتابه : "الدعواۃ الاسلاميۃ" : وقد صرح المشتغلون بالخط السلفي اكثر من مرۃ انهم لا ينظمون جماعات ولا يرون التنظيم بل يعتبرون البيعۃ لامير الجماعۃ بدعۃ عصريۃ , ولكن هذالقول منقوض بالكتاب والسنۃ والاجماع , فالبيعۃ واردۃ في هذه المصادر الثلاثۃ : ۱- ففي الكتاب يقول الله عز وجل : إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (سورۃ الفتح : ۱۰) ۲- وفي السنۃ : * عن عبادۃ بن الصامۃ -رضي الله عنه- قال : با يعنا رسول الله صل الله عليه وسلم عل السمع والطاعۃ في العسر واليسر والمنشط والمكره وعل اثرۃ علينا وعل ان لاننازع الامر اهله وعل ان نقول بالحق اينما كنا لانخاف في الله لومۃ لاءم. [رواه مسلم في كتاب الامارۃ] * عَنْ عُبَادَ ةَ بْن الصَّامِت رَضِىَ الله عَنْهُ : بَايَعْنَا رَسُوْلَ الله عَلَى السَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ فِى مَنْشَطِنَا وَ مَكْرهِنَا وَ عُسْرِنَا وَ يُسْرِنَا وَ اَثَرَةٍ عَلَيْنَا وَ لاَ نُنَازِع الاَمْرِ اَهْلَهُ . قَالَ : اِلاَّ أن تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنْ الله فِيْهِ بُرْهَان. [رواه ابو داود] وعن جرير بن عبدالله -رضي الله عنه- قال بايعت النبي صل الله عليه وسلم عل السمع والطاعۃ فلقنني فيما استطعت والنصح لكل مسلم. [رواه البخري في كتاب الاحكام] ۳- والاجماع منعقد عل بيعۃ النساء لرسول الله صل الله عليه وسلم وعل بيعۃ الرضوان وعل بيعۃ الامۃ لابي بكر.
👳 As-Syaikh Doktor Shodiq Amin -Rahimahulloh- berkata di dalam Kitabnya yang berjudul "Ad-Dawatul Islamiyyah" :
"Orang-orang yang sibuk membahas Tulisan-tulisan 'Salafi' (Golongan yang menamakan dirinya Salafi) telah menjelaskan berkali-kali bahwa mereka (Golongan yang mengaku Salafi) tidak mengakui sistem (tatanan) Al-Jamaah (tidak ber-Jamaah tidak apa-apa) bahkan mereka mengatakan bahwa Baiat kepada Amir Al-Jamaah itu Bidah masa kini, pendapat ini tidak benar, Ucapan ini di batalkan / di tolak dengan dalil-dalil Quran Hadits serta Ijma' :
1. Dalam Alqur'an, Alloh berfirman didalam QS. Al Fath : 10 yang artinya : "Bahwa orang-orang yang berbai'at kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka sejatinya berbai'at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka, maka barang siapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas janji sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah, maka Alloh akan memberinya pahala yang besar". [QS. Al Fath : 10]
2. Dalam Alhadits diterangkan : * Dari Ubadah bin Somit -Radhiallohu anhu- dia berkata : "Bahwasanya kami telah berbai'at kepada Rasululloh Shollalohu Alaihi Wassallam untuk mendengar dan Taat didalam keadaan sulit maupun mudah, didalam keadaan semangat dan benci atau pilih kasih atas kami dan atas bahwasanya kami tidak mencabut pada perkara kami (tidak melanggar bai'at/janji setia) dan atas berkata kebenaran dimanapun kami berada tentang AgamaNya Alloh dan kami tidak takut terhadap caciannya orang yang mencaci". [HR. Muslim fi kitabul Imaroh] * Dari Ubadah bin Shomit radliyallaahu 'anhu ia berkata, "Kami berbaiat kepada Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam untuk mendengar dan taat, baik kami dalam keadaan senang maupun susah, lapang maupun sempit, mengutamakan diatas urusan kami, serta tidak mencabut keamiran dari orang yang diserahi, kecuali apabila kalian melihat kufran bawaahan (kekafiran yang jelas) yang kamu memiliki bukti nyata di sisi Allah". (HR Abu Dawud) Al Khithobi berkata , "Bawaahan dalam kufrun bawaahan adalah yang tersebar dan nyata. [Ibid 16/241] Sedang 'indakum minallahi fihi burhan, menurut Ibnu Hajar yaitu nash ayat atau berita yang benar dan tidak memerlukan pentakwilan." [Fathul Bari, Ibnu Hajar 16/113] 3. Ijma' menjadi kuat dengan dasar Baiat para wanita kepada Rasululloh Shollalohu Alaihi Wassallam juga Bai'at Ridwan dan Baiatnya Umat Islam kepada Kholifah Abu Bakar -Radhiallohu anhu-". [Ad-Da'wah Islamiyyah Hal : 86]
☝ Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa :
➡ Islam harus berdasarkan Alqur'an dan Al Hadits
➡ Islam harus / Wajib berbentuk Jama'ah
➡ Jama'ah yang dimaksud adalah : Jama'ah yang memiliki Imam yang mencocoki Quran Hadits dan di Bai'at serta di tho'ati fil ma'ruf
☝ Dan kumpulan orang yang selalu berpegang teguh kepada Al-Haq ini akan tetap ada sampai hari Qiyamat, berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam :
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ قَا ئِمَةٌ بِأَمْرِاللهِ لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ أَوْخَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْ تِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ ظَاهِرُوْنَ عَلَى النَّاسِ {رواه البخاري } “Tetap akan ada sekelompok orang dari ummat-ku yang berpegang (berdiri) di atas perintah Allah (al-haq) yang mereka tidak mendapatkan madhorot dari orang-orang yang menghinakan atau menyelisihi mereka hingga datang ketetapan (keputusan) Allah, sedangkan mereka tetap menang (unggul) di atas manusia. (HR Al-Bukhoriy)
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ لاَيَضُرُّهُمْ مَنِ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْ تِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ عَلَى ذَالِكَ {رواه مسلم }“Tetap akan ada sekelompok orang dari ummat-ku yang tetap berada (konsisten) di atas al-haq, mereka tidak mendapatkan madhorot dari orang-orang yang menghinakan mereka hingga datang keputusan Allah sedang mereka tetap dalam keadaan demikian. (HR Muslim)
Alhamdulillah, kita menjadi tahu benar bahwa yang dimaksud Al-Jama'ah didalam Al-quran dan Al-Hadist yang paling kuat dan benar [karena di perkuat dalil dalil dari Hadits dan banyak sekali periwayatannya] adalah Al-Jama'ah yang betul-betul memiliki Imam yang murni Qur'an dan Hadits, serta di Bai'at dan ditho'ati karena Alloh. Maka marilah kita semua (Jama'ah) bersabar terus menerus menetapi Qur'an Hadits Jama'ah sampai ajal mati kita masing-masing, Jangan sampai terpengaruh dengan ucapan orang-orang (Golongan) yang menafi'kan / meniadakan wajibnya menetapi Al-Jama'ah, ber-Imam, ber-Bai'at, dan ber-Tho'at.
Dalam hali ini (Ta'riful Jama'ah), sekelompok yang mengaku dirinya 'Salafi' (Salafi KW Indon) / 'Barisan para Mantan yang ingin diperhatikan' mereka mengandalkan dalil gacoannya tentang arti yang sebenarnya dari اَلْجَمَاعَةُ , yaitu dari perkataan Sahabat Nabi yang mulya yaitu Abdulloh bin Mas'ud, yang isinya :
الْجَمَاعَةُ مَا وَفَقَ الْحَقَّ وَ لَوْ كُنْتَ وَحْدَكَ “Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan kebenaran walaupun engkau sendiri”. [Dinukil dari Al-Baits Ala Inkarill Bida wal Hawadits, Abu Syamah -رحمه الله- Hal. 22]
Mereka mengartikan bahwa yang dimaksud "Al-Jama'ah" adalah siapa saja yang sesuai kebenaran walaupun engkau sendirian. Siapa saja yang berada dalam 'Al-Haq' walaupun engkau sendiri itu sudah bisa disebut 'Al-Jama'ah'. Mereka mengklaim bahwa merekalah 'Al-Jamaah' itu, karena mereka merasa sendirian yang menetapi Al-Haq, padahal di dunia ini yang menetapi Al-Haq (Quran Hadits, Tidak Bid'ah, Syirik, Khurofat, Takhoyul) itu ada banyak, bukan mereka saja, berarti 'Al-Jamaah' ini bisa diKlaim siapa saja, termasuk contoh kecil saja, misalnya ada seorang warga Jokam/Mubaligh Wal mubalighot (Yang netepi QHJ) berada di daerah terpencil yang mana di daerah itu banyak sekali ditemukan Ahlul Bid'ah, Syirik, Khurofat, Takhoyul tapi dia hanya 'Sendirian' yang menetapi Al-Haq ( Quran Hadits, Tidak Bid'ah, Syirik, Khurofat, Takhoyul) maka berarti Muballigh Wal Muballighot ini sudah bisa di sebut 'Al-Jama'ah' menurut Pemahaman para Salafi KW Indon. Berarti saya katakan Muballigh Wal Muballighot ini mempraktekan dua hal : 1. Dia mempraktekan yang dimaksud Al-Jama'ah menurut perkataan Abdulloh bin Mas'ud yaitu :الْجَمَاعَةُ مَا وَفَقَ الْحَقَّ وَ لَوْ كُنْتَ وَحْدَكَ 2. Dia mempraktekan perkataan Imam At Thobary -رحمه الله- yang dan Imam Asy Syathibi -رحمه الله- tentang Al-Jama'ah yang isinya :
👳 قال الطابري -رحمه الله- : والصواب ان المراد من الخبر : لزوم الجماعۃ الذين في طاعۃ من اجتمعوا عل تامريه , فمن نكث بيعته خرج عن الجماعۃ. [في فتح الباري ۱۳/ ۴۷]
👳 Al-Imam Ath Thobari -Rahimahulloh-,(Setelah menguraikan beberapa perselisihan tentang arti Jamaah) beliau mengatakan : "Arti yang benar dari Hadits menetapi Jama'ah (Luzumil Jama'ah) adalah ; Orang-orang yang selalu mentho'ati seseorang yang telah mereka sepakati sebagai Amir, maka barang siapa yang merusak Bai'at (tidak menthoati Amir) berarti dia telah keluar dari Al-Jama'ah". [Fathul Bari 13 / 47]
👳 قال الشاطبي -رحمه الله- : وحاصله ان الجماعۃ راجعۃ ال الاجتماع عل الامام الموافق للكتاب والسنۃ وذلك ظاهر ان الاجتماع عل غير السنۃ خارج عن الجماعۃ المذكورۃ في الاحاديث المذكورۃ كالخوارج ومن جري مجراهم. [في الاعتصم للشطبي ۲ / ۲۶۰-۲۶۱]
👳 Al-Imam Asy Syathibi -Rahimahulloh- mengatakan : "Kesimpulan dari arti Al-Jamaah adalah berkumpul (berbaiat) kepada seorang Imam yang mencocoki Alquran dan Al Hadits, demikian itu jelas mengandung arti bahwa : berkumpul/berbaiat kepada seorang Imam yang tidak menetapi As Sunnah (Quran Hadits) tidak termasuk Al-Jama'ah yang di sebutkan dalam Hadits-hadits di atas seperti golongan Khawarij dan sejenisnya". [Fil Itishom As syathibi 2 / 260-261]
Alhamdulillah, berarti kita sebagai Warga Jama'ah sudah melaksanakan praktek Al-Jama'ah menurut Ulama Salaf. Jadi benarlah apa yang dikatakan As-syaikh Doktor Shodiq Amin -رحمه الله- dalam kitabnya "Ad-Da'watul Islamiyyah" yang isinya :
"Orang-orang yang sibuk membahas Tulisan-tulisan 'Salafi' (Golongan yang menamakan dirinya Salafi) telah menjelaskan berkali-kali bahwa mereka (Golongan yang mengaku Salafi) tidak mengakui sistem (tatanan) Al-Jamaah (tidak ber-Jamaah tidak apa-apa) bahkan mereka mengatakan bahwa Baiat kepada Amir Al-Jamaah itu Bidah masa kini, pendapat ini tidak benar, Ucapan ini di batalkan / di tolak dengan dalil-dalil Quran Hadits serta Ijma". [Ad-Da'watul Islamiyyah Hal : 86]
Dan saya sedikit menyinggung golongan yang mengaku 'Salafiyyun' / Mantan yang ingin diperhatikan yang sudah nyemplung ke 'Salafi'.
Keberadaan mereka di Indonesia dan sekitarnya belum begitu lama sekitar tahun 1980-an dipelopori oleh Ust. Ja'farr Umarr Thalibb, jumlah mereka pun belum begitu banyak, akan tetapi suasana di kalangan mereka senantiasa panas saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di toko-toko buku, kitab-kitab yang isinya tulisan saling hujat antar Salafi, bahkan Ust. Ja'farr Umarr sendiri sebagai pentolan mereka tidak selamat dari hujatan oleh bekas-bekas murid atau pengikutnya tersebut.Dengan alasan jarh wat ta'dil mereka menghalalkan ghibah (membeicarakan kekurangan) terhadap ulama yang mereka anggap tidak 'bermanhaj salaf' bahkan orang-orang yang dulunya telah berjamaah kemudian terpengaruh dengan propaganda 'Salafi' nampak sekali perubahan akhlaqnya, yang asalnya santun menjadi liar, bahkan dengan bangganya mereka mencaci maki ulama yang telah berjasa memperkenalkan kepada mereka Al-Qur'an dan As-Sunnah, mereka hina dengan sebutan; si Dajjal Al-Kadzab dan sebutan-sebutan lain yang buruk, seperti itukah ajaran ulama Salafus shalih ?, padahal Allah dan Rasul mengajarkan sikap ta'dzhim kepada ulama siapapun mereka apalagi yang telah berjasa kepada kita memperkenalkan ayat-ayat Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mereka tidak mengindahkan adabul ikhtilaf atau mungkin belum pernah belajar mengenainya ?
👉 Perhatikan firman Alloh berikut : ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ . [سورۃ الحج : ۳۲] "Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Nya Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati". [Al Hajj : 32]
👉 Sabda Rasululloh Shollalohu Alaihi Wassallam :
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الصَّوَّافُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حُمْرَانَ أَخْبَرَنَا عَوْفُ بْنُ أَبِي جَمِيلَةَ عَنْ زِيَادِ بْنِ مِخْرَاقٍ عَنْ أَبِي كِنَانَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ. [رواه ابو داود رقم ۴۲۰۳]
"Termasuk dari keagungan Allah adalah dimuliakannya seorang muslim yg telah beruban (Orang Tua dalam Islam),Para pembawa Al-Qur'an yg tak bersikap belebihan di dalamnya (dalam membacanya memahaminya dgn mengikuti ayat-ayat mutsyabihat) & tak pula bersikap jauh darinya (dari membacanya, memahami maknanya & mengamalkannya) & Imam yg adil". [ HR. Abu Dawud: 4203, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya: 22353 (6/536) dan al-Baihaqi dalam al-Kubra: 17101 (8/163) dari Abu Musa al-Asy’ari radliyallahu anhu. Di-hasan-kan oleh al-Imam al-Albani dalam Shahihul Jami’: 2199]
👉 Beliau juga bersabda:
لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ
“Bukanlah termasuk umatku, orang yang tidak memuliakan generasi tua kami, tidak menyayangi generasi muda kami dan tidak mengenal hak ulama kami". [HR. Ahmad: 21693, al-Hakim dalam Mustadraknya: 421 (1/211) dan al-Bazzar dalam Musnadnya: 2362 (7/189) dari Ubadah bin ash-Shamit radliyallahu anhu. Isnadnya di-hasan-kan oleh al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid: 532 (1/338) dan di-hasan-kan pula oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib hadits: 101)]
👉 Nasihat dari Al-Imam Abu Al-Qasim Ibnu Asakir: "Sesungguhnya daging para Ulama itu beracun, dan adat (kebiasaan) Allah di dalam membuka tirai orang yang melecehkan mereka sudah diketahui, orang yang lancang lidahnya kepada Ulama Allah akan menimpakan bala'kepadanya berupa kematian hati sebelum kematian jasad". [An-Nawawi : Majmu' Syarah Al-Muhadzab 1:24]
☝ Seharusnya jika benar-benar ingin mengikuti jejak / manhaj para Salafus- shalih terlebih dahulu mereka harus belajar akhlaqul kharimah sebab salah satu pokok ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Budi Pekerti yang Agung
👉 Hadits budi pekerti : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا (رواه الترمذي وأبو داود وأحمد) Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Kaum mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya (diantara mereka).” (HR. al-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)
Dan masih banyak Hadits-hadits tentang Budi pekerti yang harus dikaji.
Semoga Tulisan ini Alloh paring Manfaat dan Barokah.
الحمدلله جزاكم الله خيرا
Comments
Post a Comment