ORANG KAFIR & MUNAFIK SELALU MENGANGGAP ORANG IMAN SESAT
ORANG KAFIR & MUNAFIK SELALU MENGANGGAP ORANG IMAN SESAT
.
.
Poro Sedhulur Jamaah...
Seringkali orang Iman diolok-olok oleh orang Kafir dan Munafik seperti tersurat dalam ayat berikut:
اِنَّ الَّذِيۡنَ اَجۡرَمُوۡا كَانُوۡا مِنَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا يَضۡحَكُوۡنَ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman". (QS. Al-Mutaffifin : 29).
Lebih parah dari itu, mereka selalu menganggap orang Iman adalah kaum yang sesat.
وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوٓا۟ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَضَآلُّونَ
Artinya: "Dan apabila mereka (kafir) melihat pada orang-orang mukmin, mereka mengatakan: Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat". (QS. Al-Mutaffifin : 32).
Bahkan kata mereka, orang Iman dianggap tertipu, ditipu oleh Imamnya dalam menetapi agama.
إِذْ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّ هَٰٓؤُلَآءِ دِينُهُمْ ۗ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: "(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: 'Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya'. (Allah berfirman): Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Menghukumi". (QS. Al-Anfal : 49).
Bahkan segala bentuk hinaan, tertawaan, cacian udah pas dengan ayat-nya, bahkan sama persis, dianggap sesat, ditipu, dianggap bodoh, dianggap ga bisa ini, ga bisa itu. Dan kejadian seperti itu sudah dialami orang-orang Iman jaman dahulu, berlanjut sampai sekarangpun ucapannya sama. Sejarah akan terus berulang, hanya berganti Pelaku saja. Istilah Jawa: "Arepo ganti wayang, tapi lakone tetep podho..."
كَدَأْبِ ءَالِ فِرْعَوْنَ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ وَٱللَّهُ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
Artinya: "(keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya". (QS. Ali Imran : 11)
Salah satunya mereka berkata: ".. di akhirat loh ga ada penyaksian dari seorang Pemimpin Jamaah, ga ada saksi menyaksikan, urusan sendiri2, tidak ada syurga yang dijamin Imamnya, ...bla bla..."
Kalimat dengan niat menghina dan mentertawakan Jamaahnya orang Iman, yang punya keyakinan berdasarkan dalil bahwa para Imam pun akan ditanyai, dimintai pertanggungjawaban tentang rukyah-nya (yang diramut). Berdasarkan dalil berikut:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- أَنَّهُ قَالَ «أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Artinya: "Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda: setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang Amir adalah pemimpin atas rukyahnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rukyah yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang hamba sahaya/pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya". (HR. Muslim).
Mereka mendustakan ayat berikut:
يَوْمَ نَدْعُوا۟ كُلَّ أُنَاسٍۭ بِإِمَٰمِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Artinya: "(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan Pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya, maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun". (QS. Al Isra : 71).
Menurut tafsir yang telah diajarkan pada Jamaah adalah: "Orang Iman akan dipanggil dengan Nabi mereka, dengan catatan amal, dan atau dengan para Imam di zamannya." Berikut ini adalah rujukannya:
١- قال مجاهد وقتادة: بنبيهم
٢- وقال قتادة أيضا: بكتابهم الذي فيه أعمالهم .
٣- عن ابن عباس رضي الله عنهما: بإمام زمانهم الذي دعاهم في الدنيا إلى ضلالة أو هدى
Wajar bila orang Jamaah meyakini, bahwa Imam akan ditanyai tentang rukyah-nya, itu ada dasarnya, dan ada ayatnya dijelaskan oleh tafsir diatas. Bahkan seorang Imam kalau di dunianya ga bisa Nasehat dan Ijtihad, diancam tidak bisa masuk syurga besama Jamaahnya, berdasarkan dalil:
... مَا مِنْ أَمِيرٍ يَلِي أَمْرَ الْمُسْلِمِينَ ثُمَّ لَا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنْصَحُ إِلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الْجَنَّةَ...
Dan ini tidak hanya berlaku bagi Pemimpin-pemimpin yang menetapi kebenaran, bahkan Pemimpin kesesatan dan pengikutnya, di hari akhir akan saling menyalahkan:
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَن نُّؤْمِنَ بِهَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ وَلَا بِٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ ۗ وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِندَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ ٱلْقَوْلَ يَقُولُ ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوا۟ لَوْلَآ أَنتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ
Artinya: "Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya". Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadap kan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman". (QS. Saba' : 31).
Artinya selama hidup di dunia, mendapat petunjuk atau dalam kesesatan, antara Pemimpin dan pengikutnya akan saling terkait dihari pembalasan kelak.
Lantas bagaimana dengan dalil berikut:
وَكُلُّهُمْ ءَاتِيهِ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فَرْدًا
Artinya: "Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri". (QS. Maryam : 95).
Ayat ini mempunyai pengertian bahwa yang dimaksud "sendirian" yaitu "setiap manusia di hari pembalasan ga ada yang menolong kecuali amalnya, dan ga ada yang menyertai". Seperti penjelasan sebuah tafsir berikut:
قوله تعالى: وكلهم آتيه يوم القيامة فردا أي واحدا لا ناصر له ولا مال معه ينفعه.
وَلِكُلٍّ دَرَجَٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوا۟ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Artinya: "Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". (QS. Al An'am : 132).
Bukan berarti dengan adanya dalil ini meniadakan dalil tentang bahwa seorang Imam akan dimintai pertanggungjawaban/penyaksian pada rukyah-nya.
________________________________________________
Dua dalil yang mempunyai pengertian berbeda, tapi saling melengkapi.
KESIMPULAN
1. Dalil tentang penyaksian, keterkaitan antara Pemimpin dan rukyah/pertanggungjawaban seorang Imam jelas ada rujukanya.
2. Bahwa setiap manusia didatangkan dengan Imam di jamannya, juga ada penjelasan dan rujukannya.
3. Bahwa semua manusia di hari kiamat datang sendiri tanpa membawa harta, juga ada ayat yang mendasari.
Alhamdulillah lurr...!!
Yang kita kaji dan yakini, semua memakai dasar yang kuat berdasarkan dalil-dalil dari Qur'an dan Hadits.
Semoga dengan penjelasan ini Allah SWT paring manfaat dan barokah, serta menambah kefahaman dalam menetapi Jamaah Qur'an Hadits hingga husnul khotimah, aamiiiiin.
#SHARE
#VIRALKAN
Comments
Post a Comment